PKS dan HTI Dinilai Gunakan Dakwah Sebagai Payung Politik

 

Peneliti Maarif Institute Zuly Qodir mengkritik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Zuly menilai, kedua organisasi tersebut justru memerkeruh suasana dakwah.

"HTI dan PKS telah kehilangan akhlak dalam berpolitik, sebab telah merugikan Muhammadiyah dan NU di Indonesia," kata Zuly dalam diskusi buku HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik Indonesia, di Kantor Maarif Institute, Jakarta, Jumat (26/7/2013).

HTI dan PKS, lanjutnya, jelas-jelas telah mendapatkan reaksi keras dari kedua ormas Islam, dan menyebabkan terjadinya konflik tingkat bawah.

Zuly menuturkan, gerakan PKS dan HTI kini bertumbuh di kampung dan kampus. Ia mencontohkan di mana masjid di UGM dan UNY menjadi tempat yang nyaman bagi PKS dan HTI.

"Ini kata mereka ladang yang bagus," ujarnya.

Sosiolog Universitas Muhammadiyah memaparkan, HTI dan PKS menggunakan Islam politik untuk mengganti rezim.

"Ingin mengubah rezim yang menurut mereka paling benar. HTI dan PKS orang yang awalnya enggak begitu jelas di masjid," tuturnya.

HTI, lanjut Zuly, penuh kontroversi dengan menolak sistem politik demokrasi, tapi menikmati demokrasi di Indonesia sebagai berkah politik.

"HTI demikian keras mengkritik sistem demokrasi di Indonesia. Tapi, HTI bisa bergerak bebas berbicara dan berkampanye, karena Indonesia menganut sistem demokrasi," paparnya.

Sementara, PKS, ujarnya, mengaku sebagai politik yang berlabel Islam, namun perilakunya agak sulit diterima dalam logika keislaman.

"Mereka tampaknya hanya ingin main aman secara politik, bahkan sering berpura-pura tidak ada agenda politik. Namun, sebenarnya penuh dengan tipu muslihat dan menjelekkan sesama muslim," beber Zuly.

Zuly juga khawatir ada anggota Muhammadiyah dan NU masuk ke HTI dan PKS.

"Orang muda Muhammadiyah dan orang tua NU masuk organisasi mereka," cetusnya.

Zuly pun menilai PKS hanya mencari keuntungan. Contohnya saat PAN mencalonkan Amien Rais sebagai presiden, PAN lalu meminta dukungan PKS.

"PKS tenang berhitung, baru terakhir dukung Amien tapi diserahkan ke daerah, tapi daerah enggak dukung Amien Rais," urainya.

Menurut Zuly, PKS hanya menggunakan dakwah sebagai payung. Padahal, mereka menggunakan politik sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin.

"Dakwah hanya payung agar terkelabui. HTI dan PKS menyempal dari Ikhwanul Muslimin, itu riil politik, tapi enggak mau ngomong," tudingnya.

Sumber: Wbsite Ma'arif Institute

PKS dan HTI Dinilai Gunakan Dakwah Sebagai Payung Politik 4.5 5 Imam Ali Fahmi Peneliti Maarif Institute Zuly Qodir mengkritik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Zuly menilai, kedua org...


J-Theme