PANDANGAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ TENTANG KHILAFAH

<p><div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> *(Mohon Baca Hingga Habis)*</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Terkait Khilafah, Habib Umar bin Hafidz pernah menjelaskan secara panjang yang InsyaAllah mampu mengobati dahaga kaum Muslimin yang ingin mengetahui tentang Khilafah, apa yang terpenting bagi umat Islam dan bagaimana sikap umat Islam?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berikut penjelasan Beliau:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tentang khilafah, kerancuan pada dua hal yang amat penting: </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> PERTAMA, penyempitan makna khilafah, yang hanya pada pelaksanaan hukum Islam melalui kekuasaan. </div> <div style="text-align: justify;"> Yang KEDUA, pandangan atas wajibnya menegakkan khilafah ketika sudah ada pemerintahan di tengah-tengah umat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mengenai yang pertama, perlu ditegaskan bahwa kata “khilafah” bila dikaitkan dengan agama dan syariat, maknanya tak hanya terbatas pada konteks kekuasaan dengan segala penerapan hukum-hukum publik, sebagaimana makna khilafah secara etimologis yang memang jauh lebih luas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Al Qur’an menggunakan kata ini, bahkan untuk orang yang berbuat buruk, orang yang menyimpang dari jalan yang benar, juga generasi yang datang setelah para nabi dan rasul, seperti pada ayat,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS.19 : 59).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi, mereka adalah generasi pengganti yang tinggal di tempat orang-orang sebelumnya, namunmereka tidak mengikuti prinsip dan perilaku generasi sebelumnya. Sehingga, makna khilafah adalah pergantian seseorang terhadap orang lain dalam konteks apapun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mengenai kaitan khilafah dengan urusan agama, juga perlu dipahami bahwa khilafah yang diagungkan dan dinyatakan Allah sebagai keistimewaan khusus Nabi Adam dan anak-cucunya, dalam firman-Nya, </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS.2 : 30), </div> <div style="text-align: justify;"> Adalah khilafah ruhaniah, keagamaan, dan ketuhanan, bukan sebatas otoritas politik yang mengatur urusan-urusan lahiriah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah tersebut terkait erat dengan tugas mengemban amanah sesuai kapasitas dan kemampuan seseorang, dalam konteks menegakkan kebenaran, yaitu syari’at yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya. </div> <div style="text-align: justify;"> Inilah khilafah yang disinggung dalam Al-Qur-an, ketika meletakkan nenek moyang kita, Nabi Adam عليه سلّم ke bumi,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tak akan tersesat dan tidak akan celaka.”(QS.20 : 123).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mengamalkan tuntutan Allah, melaksanakan perintah, dan menghindari larangan-Nya, itulah arti khilafah yang telah ditugaskan Allah kepada Nabi Adam. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Adam turun padahal di bumi belum ada bangsa apapun yang bisa menjadi obyek kekuasaan. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia hanya disertai Ibu Hawa. </div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, mulai lahirlah putra-putra dari keluarga Adam. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia menjalani posisinya sebagai orang pertama yang memegang khilafah sebelum adanya bentuk pemerintahan dan kekuasaan publik. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sejarah terus berlangsung dalam wilayah keluarga itu, yaitu Adam dan putra-putranya. </div> <div style="text-align: justify;"> Merekalah yang menghuni bumi. </div> <div style="text-align: justify;"> Lalu keturunannya mulai banyak. </div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Syits, putra Adam عليه سلّم , menggantikannya memegang tampuk khilafah. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia menerima kenabian dan amanat untuk melaksanakan ikrar manusia kepada Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah merupakan tugas masing-masing diri kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Tak ada alasan bagi siapapun untuk menganggap remeh hal ini, hingga melalaikan dan meninggalkannya lantaran ketiadaan simbol-simbol fisik khilafah (kekuasaan).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Melepas Khilafah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika dikaitkan dengan salah satu jenis kekhilafahan agung Nabi Muhammad ﷺ , khilafah adalah terwujudnya penerapan hukum secara umum, karena kekuasaan dipegang oleh orang-orang jujur, lurus, dan mendapat petunjuk. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beliau kabarkan, khilafah ini hanya berlangsung 30 tahun terhitung sejak beliau wafat. </div> <div style="text-align: justify;"> Ini salah satu mukjizat yang menunjukkan kebenaran beliau sebagai Nabi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasulullah ﷺ menyebut batas waktu. </div> <div style="text-align: justify;"> Tatkala masa 30 tahun itu telah usai dan khilafah semacam ini telah hilang, beliau tidak memberi perintah, “Memberontaklah kepada para penguasa, perbaiki berbagai masalah, berjuanglah untuk mengganti mereka dengan orang-orang yang mirip dengan masa 30 tahun itu!” </div> <div style="text-align: justify;"> Rasulullah ﷺ tidak memerintahkan itu. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan, meski dalam haditsnya beliau memberi isyarat bahwa cengkeraman kerajaan akan berlangsung lama. </div> <div style="text-align: justify;"> Dalam sebagian riwayat, beliau menyebutnya adhudh (kekuasaan yang suka menggigit).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam kitab Musnad-nya Imam Ahmad, juga dalam Al-Mustadrak ‘ala Ash-Shahihaian karya Al-Hakim, disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda, “Khilafah sepeninggalku 30 tahun, kemudian menjadi kerajaan.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Ahmad)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mari kita cermati sabda beliau yang menyebutkan secara jelas periode khilafah ini. </div> <div style="text-align: justify;"> Ternyata, Ali KWH dibunuh pada bulan Ramadhan, sementara Rasulullah wafat pada bulan Rabi’ul Awwal. </div> <div style="text-align: justify;"> Untuk sampai 30 tahun, masih ada jeda enam bulan. </div> <div style="text-align: justify;"> Masa enam bulan inilah masa kepemimpinan Al-Hasan bin ‘Ali رضي الله عنه , cucunda Nabi, hingga ia mundur dari khilafah pada bulan Rabi’ul Awwal, persis di akhir masa 30 tahun sebagaimana disebutkan Rasulullah ﷺ . </div> <div style="text-align: justify;"> Lagi-lagi ini merupakan salah satu tanda kenabian, mukjizat agung Rasulullah Muhammad ﷺ , sekaligus pemberitahuan beliau mengenai hal-hal rahasia (ghaib) yang beliau dapat dari Allah ﷻ .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di Al-Mustadrak juga ada riwayat yang dinyatakan shahih oleh Adz-Dzahabi : Setelah Al-Hasan mundur sebagai khalifah, ada orang berkata kepadanya, “Orang-orang berkata bahwa Anda menginginkan khilafah.”</div> <div style="text-align: justify;"> Al-Hasan menoleh kepada orang itu. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia berkata, “Aku meninggalkan jabatan khalifah pada saat orang-orang kuat berada di tanganku. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka mengikuti perintahku, siap memerangi orang yang aku perangi dan berdamai dengan orang yang berdamai denganku. </div> <div style="text-align: justify;"> (Aku meninggalkan khilafah) karena untuk mencari ridha Tuhanku dan menghindarkan pertumpahan darah sesama muslimin. </div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, apakah aku akan berupaya mendapatkan khilafah dengan keputus-asaan orang-orang Hijaz. </div> <div style="text-align: justify;"> Pergilah, aku tidak menginginkan khilafah itu.” Kisah ini memiliki sanad riwayat yang shahih melalui mata rantai para perawi yang dipercaya oleh Al-Bukhari dan Muslim.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam kisah ini terdapat sebuah penjelasan bahwa mundur dari khalifah pada saat terjadinya perpecahan adalah khalifah sejati. </div> <div style="text-align: justify;"> Khalifah hakiki yang diajarkan Nabi ini bersemayam dengan sempurna dalam diri Al-Hasan bin ‘Ali. </div> <div style="text-align: justify;"> Dengan menyerahkan kekuasaan lahiriah, tidak berarti warisan Nabi menjadi berkurang pada dirinya, tidak berarti ada kekurangan pada posisinya sebagai pengganti kakeknya, Muhammad ﷺ  . </div> <div style="text-align: justify;"> Justru dengan demikian, Al-Hasan menampakkan ciri khas yang paling agung dari kekhilafahan Rasulullah ﷺ , yaitu dalam wilayah ilmu, taqwa, pekerti, belas kasih, dan perhatian terhadap umat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena itu, sangatlah layak apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ mengenai Sayyidina Hasan, “Sungguh anakku (cucuku) ini adalah seorang pemimpin. </div> <div style="text-align: justify;"> Allah akan mendamaikan dua kubu besar kaum muslimin dengan perantaranya.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Bukhari)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pandangan Nabawiyyah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam hadits tadi dijelaskan bahwa Nabi mengabarkan, “Masa setelah itu kekuasaan berada di tangan para penguasa yang berbuat hal-hal yang kalian (para sahabat) ingkari. </div> <div style="text-align: justify;"> Kalian melihat mereka tidak teguh dalam mengikuti ajaran Islam.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka (para sahabat) bertanya, “Apa yang engkau (ya Rasulullah) perintahkan kepada kami? </div> <div style="text-align: justify;"> Haruskah kami membuat kekhalifahan baru, pemerintahan lain, dan berjuang untuk menyingkirkan mereka?”</div> <div style="text-align: justify;"> Nabi ﷺ bersabda, “Kalian harus patuh dan taat (kepada pemimpin kalian).” (HR.Bukhari dan Ahmad)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Siapa yang menegaskan hal ini?</div> <div style="text-align: justify;"> Ini bukan gagasan kelompok-kelompok tertentu dalam Islam. </div> <div style="text-align: justify;"> Ini adalah arahan dari pemegang kenabian dan kerasulan, seorang yang menerima wahyu dari Allah ﷻ .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, sampai kapan kami harus patuh pada pemimpin?</div> <div style="text-align: justify;"> “Sampai yang menjadi pemimpin kalian adalah orang yang jelas-jelas kafir, sudah tidak mungkin ditakwil bahwa dia adalah seorang muslim. </div> <div style="text-align: justify;"> Atau, orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, mengingkari ajaran-ajaran pokok agama yang sudah pasti. </div> <div style="text-align: justify;"> Secara terang-terangan memusuhi agama dan melanggarnya".</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam sebuah hadits disebutkan, “Hingga kalian melihat kekufuran yang sangat jelas.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Baihaqi). </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam riwayat yang lain, “Selagi mereka masih menegakkan shalat di tengah-tengah kalian.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Muslim, Ad-Darimi, dan Baihaqi). </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada riwayat lainnya, “Berikanlah kepada mereka apa yang menjadi hak mereka. </div> <div style="text-align: justify;"> Mintalah kepada Allah apa yang menjadi hak kalian (karena mereka sudah tidak berlaku adil kepada kalian dan tidak memberikan hak-hak kalian)”. </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi)</div> <div style="text-align: justify;"> Batasan-batasan itulah yang Rasulullah sampaikan kepada kita.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Memahami Realitas Yang Berbeda</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ  berdo’a, “Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada para khalifah/penggantiku.”</div> <div style="text-align: justify;"> Ketika beliau ditanya, siapa para khalifah itu, beliau tidak menggunakan pengertian khilafah seperti saat beliau bersabda “Khilafah setelahku berlangsung selama 30 tahun”, tapi beliau menggunakan pengertian lain tentang khilafah, yaitu khilafah keagamaan. </div> <div style="text-align: justify;"> Beliau bersabda, “Orang-orang yang hidup sepeninggalku, mereka meriwayatkan hadits-haditku dan mengajarkannya kepada manusia.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beliau menyatakan,orang-orang yang memiliki perhatian tinggi terhadap sunnah beliau dan mengajarkannya kepada orang lain adalah para khalifah para penerus beliau.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hal itu diperkuat oleh hadits tentang ulama yang menjadi pewaris para nabi. </div> <div style="text-align: justify;"> Juga, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab tafsir bahwa isi dari lafal Ulul Amri yang disebutkan di sebagian ayat adalah para ulama, orang-orang yang dianugerahi ilmu syari’at dan menjadi pemikul amanat ilmu syari’at tersebut. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Misalnya, ayat, </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “…dan kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri).” (QS. 4 : 83). </div> <div style="text-align: justify;"> Menurut pendapat para mufassir, yang dimaksud ulil-amri disini adalah ulama. Sebagaimana juga dalam firman Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “…taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan Ulil-Maridiantara kalian.” (QS.4 : 59)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sementara, mengenai kekuasaan lahiriah, hukumnya dalam syari’at adalah , “Bila mereka memerintah dengan baik, jadi baik bagi mereka dan bagi kalian. </div> <div style="text-align: justify;"> Jika mereka memerintah dengan buruk, jadi baik bagi kalian dan jadi buruk bagi mereka.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR.Thabrani)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi, dari sunnah Rasulullah ﷺ , kita bisa melakukan pemilahan terhadap dua sikap:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> PERTAMA, meninggalkan khilafah untuk menjaga kemaslahatan kaum muslimin karena memperhatikan kondisi nyata mereka. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> KEDUA, menolak untuk meninggalkan jabatan khalifah hanya karena tuntutan dari orang-orang bodoh atau menyerahkannya kepada orang yang tidak layak, dengan catatan hal itu tidak menimbulkan kekacauan. </div> <div style="text-align: justify;"> Yang kedua inilah yang disabdakan Rasulullah ﷺ kepada Sayyidina Utsman.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perhatikanlah, Rasulullah ﷺ  memuji cucunya, Al-Hasan, karena rela melepas kekhilafahan lahiriah demi kebaikan kaum muslimin. </div> <div style="text-align: justify;"> Di sisi lain, beliau bersabda kepada Sayyidina Utsman رضي الله عنه , “Mereka hendak melepas baju yang dipakaian Allah kepadamu. </div> <div style="text-align: justify;"> Jangan turuti mereka hingga engkau menyusulku.” (HR.Thabrani)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ada beberapa orang yang datang kepada Utsman رضي الله عنه , memintanya untuk mundur dari khalifah. </div> <div style="text-align: justify;"> Ternyata, mereka bukan orang yang layak untuk menggantikan beliau. Sementara itu, kekacauan bukan ditimbulkan karena sikap Utsman رضي الله عنه mempertahankan khalifah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kekacauan justru timbul jika orang-orang seperti mereka menerima khalifah. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka akan mempermainkannya.</div> <div style="text-align: justify;"> Latar belakang dan realitasnya berbeda. </div> <div style="text-align: justify;"> Maka, dalam, kondisi seperti itu, Rasulullah memberikan arahan kepada Utsman رضي الله عنه agar tidak menuruti kemauan mereka hingga akhirnya mereka membunuhnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia mati syahid di jalan Allah sebagai orang yang berdakwah. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia terbunuh dalam keadaan membaca Al Qur-an dan tetesan darahnya yang pertama mengenai ayat </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Maka Allah akan menjaga engkau dari mereka, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” </div> <div style="text-align: justify;"> (QS.2 : 137). </div> <div style="text-align: justify;"> Sementara do’a terakhir yang terdengar dari lisannya adalah, “Ya Allah, persatukan umat Muhammad. </div> <div style="text-align: justify;"> Ya Allah, persatukanlah umat Muhammad.” </div> <div style="text-align: justify;"> Kisah ini dituturkan Al-Ghazali dalam Al-Ihya’ 4/479).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beberapa orang sahabat dan tabi’in, bila teringat kejadian ini, berkata, “Utsman, semoga Allah merahmatimu. </div> <div style="text-align: justify;"> Dalam kondisi genting, perhatianmu masih tertuju pada umat Muhammad. </div> <div style="text-align: justify;"> Seandainya engkau berdoa agar mereka tidak bersatu, niscaya mereka tak akan pernah bersatu selamanya.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ternyata, didetik-detik ancaman mati dan pembunuhan, yang ada dalam pikirannya adalah umat. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia memohon kepada Allah agar mempersatukan umat sepeninggalnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia berdoa “Ya Allah, persatukan umat Muhammad” sampai dua kali. </div> <div style="text-align: justify;"> Itu sebabnya, jangan sampai urusan kekuasaan menjadi kekacauan atau mempermainkan agama.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah Bagi Setiap Muslim</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kita juga tidak bisa sekadar melaksanakan fungsi khalifah hanya yang terkait pada diri kita saja. </div> <div style="text-align: justify;"> Setiap kita memiliki amanat menjadi penerus atau khalifah, dalam mata, telinga, lidah, kelamin, perut, tangan, kaki, dan hatinya. </div> <div style="text-align: justify;"> Maka, laksanakanlah kewajiban khalifah dari Rasulullah. </div> <div style="text-align: justify;"> Semua ini adalah hal yang harus engkau pelihara. </div> <div style="text-align: justify;"> Engkau pemimpin semua ini, semua urusan-urusannya diserahkan kepadamu. </div> <div style="text-align: justify;"> Maka, jadilah penerus yang baik dari Rasulullah dalam memelihara anggota tubuhmu agar selalu mematuhi syari’at dan menerapkan hukum Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di wilayah lain, engkau memiliki kekuasaan dalam hal-hal yang terkait dengan urusan keluarga, teman, dan tetangga. </div> <div style="text-align: justify;"> Juga, dalam hal yang terkait dengan orang yang mendengarkan nasihat darimu, menerima saran dan arahanmu, baik orang dekatmu atau bukan. </div> <div style="text-align: justify;"> Laksanakan kewajiban khilafah dalam semua itu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menegakkan syariat, dalam bentuk apapun, merupakan khilafah dari Allah dan Rasul-Nya, dalam arti yang umum. </div> <div style="text-align: justify;"> Sedangkan khilafah dalam arti khusus adalah khilafah yang dalam hadits Rasulullah ﷺ yang dinyatakan berlangsung selama 30 tahun setelah wafatnya beliau. </div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu, kerajaan yang menggigit. </div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu, kekuasaan yang diktator. </div> <div style="text-align: justify;"> Inilah yang terjadi pada mayoritas penguasa saat itu. </div> <div style="text-align: justify;"> Lalu pada akhirnya khilafah kembali seperti ajaran Rasulullah ﷺ . </div> <div style="text-align: justify;"> Ini sesuatu yang akan terjadi, dan telah diberitakan Rasulullah ﷺ .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kabar tentang khilafah ini jangan dipertentangkan dengan perintah-perintah Rasulullah terhadap umatnya: bagaimana mengatur, apa yang harus dilakukan, bagaimana seharusnya menghadapi berbagai persoalan yang terjadi, menghadapi para penguasa, menghadapi rakyat, dan bagaimana bersikap terhadap pihak-pihak yang memiliki hubungan dekat ataupun jauh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Betapapun, jika misalnya ada kesempatan bagi seseorang untuk membela agama Allah, dalam bentuk apapun, dan dalam sisi kehidupan apapun, ia memiliki tanggung jawab besar untuk melaksanakan kewajiban itu, namun apa yang ia lakukan itu ternyata menimbulkan efek negatif yang lebih besar atau membawa badai besar di tengah-tengah kaum muslimin, tinggalkan dan jauhi hal itu. </div> <div style="text-align: justify;"> Sebab, untuk bisa lebih mempersatukan umat Islam diperlukan langkah-langkah yang lebih lembut dan berdasarkan kasih sayang terhadap umat.</div> <div style="text-align: justify;"> Inilah teladan yang diberikan oleh Rasulullah ﷺ . </div> <div style="text-align: justify;"> Ini pula yang dijalani oleh para pendahulu umat ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Insan-Insan Khalifah Terbaik</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Al-Hasan menginginkan perdamaian umat. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia juga rindu bertemu kakeknya, Rasulullah ﷺ . </div> <div style="text-align: justify;"> Maka, tidak ada yang perlu ia cari dengan menggunakan kekuasaan dunia, atau dengan tetap hidup di dunia. </div> <div style="text-align: justify;"> Hari-hari berlalu, dan ia tahu bahwa ia diracun, yang mengantarkannya pada kesyahidan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah ideal berlalu saat Al-Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia meninggalkan khilafah lahiriah ini hingga wafat. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia memilih menjadi khalifah Rasulullah ﷺ dalam menyampaikan kebenaran, memberikan bimbingan, mengajar, memberi petunjuk, berbudi pekerti luhur, bersikap belas kasih dan sifat-sifat mulia lain yang telah dilekatkan oleh Allah dalam dirinya. </div> <div style="text-align: justify;"> Inilah buah dari didikan Rasulullah, Muhammad ﷺ .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalau kita bercermin pada yang dilakukan adiknya, Al-Husain, setelah itu, mungkin akan ada yang bertanya: Bagaimana bisa Al-Husain keluar (dari Makkah) untuk memenuhi permintaan penduduk Irak (menghadapi “Khalifah” Yazid)?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beberapa hal yang harus dipahami mengenai keberangkatannya ke Irak. Diantaranya adalah:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> PERTAMA, adanya surat ajakan yang dikirim penduduk Irak dan itu peluang untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang sesuai dengan syari’at. </div> <div style="text-align: justify;"> Ternyata mereka menipunya, tidak mempercayainya, mengkhianatinya, dan meninggalkannya. </div> <div style="text-align: justify;"> Namun, ia rela.</div> <div style="text-align: justify;"> KEDUA, ia sudah memperkirakan pengkhianatan ini. </div> <div style="text-align: justify;"> Namun, mati syahid tampak di depan mata. Sepeninggal kakaknya, Al-Hasan, giliran ia yang menyimpan rindu bertemu kakeknya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Al-Husain membuat keputusan tegas demi kebaikan umat. </div> <div style="text-align: justify;"> Juga, agar mereka tahu bahwa ia tak mau tertipu kekuasaan lahiriah, namun juga tak ingin melampaui batas dalam memahami wajibnya patuh kepada penguasa. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia ingin mengajari umat agar tidak memiliki dugaan keliru bahwa jika kita sudah diperintah untuk patuh kepada penguasa, kendatipun kita tahu bahwa mereka tidak baik, berarti kita harus meyakini bahwa para penguasa itu adalah orang-orang yang benar dan menjadi landasan dalam berbagai hal. </div> <div style="text-align: justify;"> Yang bisa dijadikan landasan adalah ilmu syari’at dan agama Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jadi, gerakan Al-Husain adalah untuk menjelaskan prinsip ini dengan cara yang sempurna. </div> <div style="text-align: justify;"> Dan, telah kami singgung dalam pembahasan tadi, ia memang hendak menerjunkan dirinya ke dalam kesyahidan. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia begitu rindu untuk bertemu kakeknya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Demi Allah, kekeliruan terjadi kalau yang melakukan adalah orang-orang seperti kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Sayyidina Husain tidak sama dengan kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Orang-orang yang dididik di bawah penjagaan dan pengawasan Rasulullah, mereka adalah teladan bagi umat manusia. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka contoh atas kesesuaian perkataan dan tindakan yang benar.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maka, Sayyidina Husain memberikan penjelasan mengenai perbedaan berbagai hal tersebut, dengan cara maju dan mengorbankan nyawanya untuk menyambut janji Allah kepada Rasul-Nya bahwa suatu saat sekian banyak keluarganya gugur sebagai syahid dalam sehari. </div> <div style="text-align: justify;"> Hal itu menjadi tragedi yang sangat pedih dalam sejarah umat Muhammad ﷺ  .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah agung Nabawiyah yang bukan sekadar kekuasaan lahiriah itu kemudian digantikan oleh Ali Zainal Abidin. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia benar-benar hiasan indah bagi para ahli ibadah. </div> <div style="text-align: justify;"> Perjalanan hidupnya penuh dengan fenomena ibadah. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia banyak melakukan shalat. </div> <div style="text-align: justify;"> Dua pipinya bergaris hitam karena aliran air mata, gambaran rasa takut yang mendalam kepada Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, apa yang ia lakukan? </div> <div style="text-align: justify;"> Apakah ia berjuang untuk merengkuh kekuasaan? </div> <div style="text-align: justify;"> Apa ia mengajak kaum muslimin untuk membai’atnya? </div> <div style="text-align: justify;"> Apa ia membuat rencana kudeta terhadap penguasa yang ada?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semua ini tidak terjadi pada Ali Zainal Abidin.</div> <div style="text-align: justify;"> Apakah ia tidak tahu apa-apa tentang agama? </div> <div style="text-align: justify;"> Aku bersaksi bahwa ia termasuk orang yang paling alim mengenai agama. </div> <div style="text-align: justify;"> Demi Allah, ia bukan orang bodoh. </div> <div style="text-align: justify;"> Dimasanya, ia adalah pewaris agung bagi Rasulullah ﷺ .</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun demikian, ia menyibukkan hidupnya dengan memperbanyak shalat, membaca Al-Qur-an, menangis, bersedekah, dan berbuat kebajikan kepada orang lain. Ia sama sekali tak pernah menyinggung urusan kekuasaan. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia juga tidak pernah memaki-maki, melaknat, dan mengucapkan pernyataan-pernyataan buruk kepada para pembunuh ayah dan saudara-saudaranya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Inilah khalifah sejati. </div> <div style="text-align: justify;"> Inilah yang dilakukan generasi terbaik umat ini. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka mengikuti jejak Rasulullah ﷺ , jejak Ahlul Bayt, Sahabat, Tabi’in, dan para pengikut mereka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu, putranya, Muhammad Al-Baqir. </div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu, putra Al-Baqir, yaitu Ja’far Ash-Shadiq. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka semua meneladani ayah-ayahnya dalam kemuliaan dan jalan ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada masa itu mereka diikuti oleh para pemuka tabi’in. Bahkan, saat Al-Hasan menyerahkan kekhilafahan lahiriah, masih banyak pemuka sahabat. </div> <div style="text-align: justify;"> Apa pandangan mereka? </div> <div style="text-align: justify;"> Adakah mereka menyatakan “Kami bersama Anda, kami berperang bersama Anda untuk Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Sekarang Anda meninggalkan kami dan menyerahkan khilafah kepada orang lain?” Tidak. Al-Hasan patuh (pada tuntunan agama), merekapun ikut patuh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tibalah masa tabi’in. </div> <div style="text-align: justify;"> Saat itu, kekuasaan dipegang oleh Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia dikenal fasik dan buruk. </div> <div style="text-align: justify;"> Saat itu, ada Hasan Al-Bashri, Said bin Al-Musayyib, juga para tabi’in senior. </div> <div style="text-align: justify;"> Ada Ali ibnul Husain, juga putra-putra Al-Hasan. </div> <div style="text-align: justify;"> Adakah diantara mereka yang membuat kekacauan? </div> <div style="text-align: justify;"> Atau melawan penguasa, atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan teladan para penghulu dan ajaran Rasulullah ﷺ ?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Khilafah berlanjut. </div> <div style="text-align: justify;"> Tibalah masa para Imam : Abu Hanifah, Malik bin Anas, Asy-Syafi’i, Ahmad binHanbal. </div> <div style="text-align: justify;"> Apa mereka semua hidup di tengah-tengah kekhilafahan yang lurus atau hidup di tengah-tengah kekuasaan kerajaan? </div> <div style="text-align: justify;"> Apakah mereka memiliki paham bahwa mereka harus membuat rencana untuk menyingkirkan orang-orang yang memiliki kekuasaan itu?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka sibuk menjaga Islam, menjaga syari’at di tengah-tangah umat, dengan segala kesungguhan dan daya upaya. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka mengorbankan waktu, jiwa-raga, dan harta untuk menjelaskan hakikat syari’at kepada umat manusia serta membawa mereka untuk bisa mengamalkannya. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka adalah khalifah terbaik dari Rasulullah ﷺ dan saat itu terdapat begitu banyak tokoh ulama dari kalangan tabi’in dan tabi’ut tabi’in.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Peran Khilafah Para Nabi</div> <div style="text-align: justify;"> Bagitulah khilafah di tengah-tengah mereka. </div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan, demikian pula yang kita lihat dalam Al Qur-an dan dijalani para nabi di masa-masa lampau.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apakah Nuh عليه سلّم seorang khalifah di atas muka bumi ini? </div> <div style="text-align: justify;"> Ya. Ia khalifah selama 950 tahun. Lalu apakah kekuasaan berada di tangannya atau di tangan orang-orang kafir? </div> <div style="text-align: justify;"> Selama itu pula ternyata kekuasaan bukan berada ditangannya, tapi tangan orang-orang kafir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lalu, apakah tugas khalifah dari Allah hidup atau mati? Tegak di tangan siapa, di tangan orang-orang kafir?</div> <div style="text-align: justify;"> Tidak, khilafah tegak berada di tangan Nabi Nuh عليه سلّم  dan pengikutnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Padahal yang beriman kepadanya hanya segelintir orang. </div> <div style="text-align: justify;"> Namun, segelintir orang ini memiliki kedudukan dan peran yang besar, hingga Allah memuliakan mereka dengan memusnahkan seluruh umat manusia kecuali yang berada di kapal Nuh. </div> <div style="text-align: justify;"> Itu adalah balasan atas kesabaran dan ketabahannya selama 950 tahun melaksanakan tugas khilafah dengan peran yang sangat baik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Musa memikul tugas khilafah dari Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia mendatangi Fir’aun, dan kekuasaan berada di tangan Fir’aun. </div> <div style="text-align: justify;"> Hari pertama, kedua, dan ketiga, muncullah mukjizat-mukjizatnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Para tukang sihir pun beriman. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka menjadi pembela agama </div> <div style="text-align: justify;"> Allah dan pasukan Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka juga memikul khilafah dari Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Namun, kekuasaan tetap berada di tangan Fir’aun, sampai datang waktunya kemudian ketika Allah menghancurkan Fir’aun dan bala tentaranya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sementara itu, pada kisah khilafah Sayyidina Isa, Bani Israil datang hendak membunuhnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Allah pun mengangkat Nabi Isa ke langit.</div> <div style="text-align: justify;"> Apakah Nabi Isa seorang khalifah Allah? </div> <div style="text-align: justify;"> Demi Allah, ia adalah seorang khalifah Allah. </div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan, termasuk Rasul Ulul ‘Azmi, termasuk utusan Allah yang istimewa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Begitu pula Sayyidina Ibrahim, ia berada di bawah kekuasaan Namrudz beberapa kali. </div> <div style="text-align: justify;"> Sampai ketika mukjizatnya muncul, ia keluar dari kobaran api yang menjadi dingin dan menjadi keselamatan baginya. </div> <div style="text-align: justify;"> Waktu itu, kekuasaan masih berada di tangan Namrudz, dan Nabi Ibrahim berada di bawah kekuasaan itu. </div> <div style="text-align: justify;"> Ia tidak memikirkan soal kulit permukaan kekuasaan ini hingga Allah ﷻ menolongnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Inilah poin terpenting dalam tema khilafah, juga pandangan para salaf mengenai hal itu. </div> <div style="text-align: justify;"> Sekian banyak nabi pun melewati keadaan ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Begitulah pengertian khilafah. Pengertian yang memiliki kaitan erat dengan kewajiban untuk melaksanakan syari’at dalam diri kita, keluarga kita, dan anak-anak kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Demikian itu, agar kita tidak melanggar prinsip umum dan prinsip khusus khilafah, juga tidak menghalangi sebab-sebab datangnya pertolongan Allah dengan hal-hal yang diembuskan musuh-musuh Allah yang ingin merusak moral kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka memasukkan budaya-budaya buruk yang bertentangan dengan syari’at ke tengah-tengah kita.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semoga Allah menolak keburukan orang-orang kafir dan orang-orang jahat dari kita. </div> <div style="text-align: justify;"> Semoga Allah menurunkan berkah kepada kita dan kepada para ulama disini, juga ulama-ulama lain di Indonesia dan di negara-negara lainnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Yakni, orang-orang yang senantiasa gigih menjaga agama dan syari’at ini dengan upaya yang sempurna.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan, hanya Allah-lah yang menganugerahi taufiq dan ampunan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pandangan utuh perihal tema khilafah diulas Habib Umar bin Hafizh dengan amat gamblang. </div> <div style="text-align: justify;"> Diantara yang dapat kita petik dari ulasan di atas adalah bahwa tak lagi terselenggaranya kekhilafahan yang lurus setelah 30 tahun pasca-wafatnya Rasulullah ﷺ adalah berita yang disampaikan Rasulullah ﷺ sendiri. </div> <div style="text-align: justify;"> Beliau tahu persis bahwa itu akan terjadi, tapi apa yang beliau pesankan kemudian? </div> <div style="text-align: justify;"> Kepatuhan pada penguasa, sampai penguasa itu sudah tak lagi dapat ditakwil akan kekufurannya. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sekalipun makna dari redaksi-redaksi kalimat yang terkait dengan kekhilafahan dalam karya-karya ulama salaf kini marak diperdebatkan, nyatanya para ulama salaf itu sendiri tak satupun yang menggalang gerakan khusus untuk mendirikan khilafah yang mencontoh kekhilafahan yang lurus, Khulafa’ Rasyidun. Kesadaran historis kita pun digugah, “Apakah mereka semua hidup ditengah-tengah kekhilafahan yang lurus ataukah di tengah-tengah kekuasaan kerajaan? </div> <div style="text-align: justify;"> Apakah mereka memiliki paham bahwa harus membuat rencana untuk menyingkirkan orang-orang yang memiliki kekuasaan itu?”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Melihat kenyataan sejarah di satu sisi dan dengan asumsi bahwa makna dari redaksi terkait kekhilafahan itu sesuai dengan apa yang disuarakan paradai penyokong khilafah Islamiyah kini pada sisi lainnya, pertanyaan selanjutnya yang pantas diajukan adalah apakah seluruh ulama dari generasi ke generasi itu hanya orang-orang yang pandai berkata-kata lewat karya-karyanya dan enggan berusaha keras demi tegaknya khilafah, sesuatu yang konon termasuk ahammul wajibat (kewajiban yang terpenting)? </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tentu bukan demikian. </div> <div style="text-align: justify;"> Mereka tak membuat sebuah gerakan khusus karena mereka paham betul bahwa bukan itu yang dipesankan Rasulullah ﷺ terkait masalah ini.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saat berbuat, terutama pada kaum muda, seseorang biasanya ingin cepat melihat hasil. </div> <div style="text-align: justify;"> Dakwah menyebarkan doktrin wajibnya mendirikan khilafah Islamiyah boleh jadi memiliki latar belakang psikologis semacam itu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pemicunya, akumulasi ketidak percayaan terhadap penyelesaian berbagai problematik sosial, ekonomi, politik, budaya yang tak kunjung selesai. </div> <div style="text-align: justify;"> Dalam kondisi demikian, ide khilafah Islamiyah datang dengan senyum menggoda diselingi pekik takbir yang menggelora, lalu mulai merayu umat dengan tawaran sebagai satu-satunya solusi umat: bila khilafah berdiri, insya Allah semua urusan beres. </div> <div style="text-align: justify;"> Siapa tak tergiur?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pola dakwah yang berorientasi pada massa memang biasanya lebih banyak mengandalkan slogan daripada kandungan. </div> <div style="text-align: justify;"> Sebab barangkali karena aspek ini lebih mudah dikalkulasi dan didata. Disinilah pentingnya penyadaran bahwa dalam berdakwah, selain bekal keilmuan, kesungguhan, kesinambungan, yang terpenting adalah keikhlasan, sebagai bekal seseorang meraih keridhaan di sisi Allah ﷻ . </div> <div style="text-align: justify;"> Keridhaan Allah inilah ukuran keberhasilan dakwah seseorang, bukan yanglainnya. </div> <div style="text-align: justify;"> Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Allah ﷻ tidak melihat kepada fisikmu dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada amal dan hatimu.” </div> <div style="text-align: justify;"> (HR. IbnuMajah).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam isi mauizhahnya, Habib Umar sempat menyinggung, “Lalu pada akhirnya khilafah kembali seperti ajaran Rasulullah ﷺ . </div> <div style="text-align: justify;"> Ini sesuatu yang akan terjadi, dan telah diberitahukan Rasulullah ﷺ .” </div> <div style="text-align: justify;"> Ia tak memperjelas lebih jauh maksud “akan” disitu, apakah relatif terhadap masa dirinya ataukah masa Rasulullah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tampak disini bahwa ia pun tak terjebak dalam perdebatan tentang apakah khilafah yang dikatakan akan kembali seperti ajaran Rasulullah ﷺ ini adalah pada masa Sayyidina Umar bin Abdul Aziz ataukah pada masa menjelang hari kiamat kelak. </div> <div style="text-align: justify;"> Yang ingin Habib Umar tekankan, sebagaimana yang ia katakan selanjutnya, bahwa betapapun, “Kabar tentang khilafah ini tidak bertentangan dengan perintah-perintah Rasulullah terhadap umatnya…”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pelajaran dari umat-umat terdahulu menunjukkan bahwa, karena kesungguhan mereka mengikuti petunjuk syari’atnya dan melaksanakan tugas khilafah ruhaniyah yang diemban setiap manusia dalam lingkupnya masing-masing dan menjadi penjaga-penjaga syari’at dan ilmu pengetahuan yang setia, pada gilirannya datanglah kemuliaan dan pertolongan dari sisi Allah ﷻ . </div> <div style="text-align: justify;"> Contohnya, Nabi Nuh pun hanya mendapat pengikut segelintir orang sebagai hasil dari dakwahnya selama 950 tahun.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Serangkaian tulisan ini menunjukkan bahwa para ulama kita, dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seperti kalangan Alawiyyin, Nahdhiyyin, dan unsur-unsurumat lainnya di lingkungan Aswaja, pun memahami tema khilafah dengan pandangan seperti ini. </div> <div style="text-align: justify;"> Intinya, terus berbuat dan berbuat hal yang nyata di tengah masyarakat secara ikhlas, lillahi Ta’ala. </div> <div style="text-align: justify;"> Bagi mereka, yang penting adalah mengislamkan masyarakatnya, bukan institusi kenegaraannya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami (Allah)akan melimpahkan keberkahan kepada mereka dari langit dan bumi.” </div> <div style="text-align: justify;"> (QS. Al-A’raf: 96)</div> <div style="text-align: justify;"> .</div> <div style="text-align: justify;"> .</div> <div style="text-align: justify;"> Judul asli tulisan ini “Khilafah Yang Tak Butuh Singgasana “Khalifah”. </div> <div style="text-align: justify;"> Disarikan dari Mau’izhah Habib ‘Umar bin Hafizh di depan Majelis Muwashalah Bayna Al-‘Ulama wa Al-Muslimin di Puncak, Bogor, tahun 2009 | Majalah Alkisah, Tahun X/ No.17/ 20 Agustus – 2 September 2012, hal. 45-57</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 📝 : LDNU Banjar</div> <div style="text-align: justify;"> 👤 : #AswajaPecintaSholawat</div> </p>

*(Mohon Baca Hingga Habis)* Terkait Khilafah, Habib Umar bin Hafidz pernah menjelaskan secara panjang yang InsyaAllah mampu mengobati...